Amrin Ali
Shalat mempunyai rukun-rukun yang harus dilakukan sesuai dengan
aturan dan ketentuannya, sehingga apabila tertinggal salah satu
darinya, maka hakikat shalat tersebut tidak mungkin tercapai dan
shalat itu pun dianggap tidak sah menurut syara`.
Menurut Sayyid
Sabiq, yang termasuk rukun shalat ada 9 macam, yaitu:
1.
Niat.
Hal ini berdasarkan kepada firman Allah
SWT:
وَمَااُوْمِرُوااِلّاَلِيُعْبُدُواالله
مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
خُنَفَآءَوَيُقِيْمُواالصَّلَوةَوَيُؤْتُواالزَكَوةَوَذَلِكَ
دِيْنُ القَيِّمَةِ
Artinya:
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus,
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus. (al-Bayyinah: 98).
2.
Takbiratul Ihram.
Hal ini berdasarkan hadist dari Ali RA
berikut ini:
عن
علي أن النبي صلى الله عليه وسلم قال:
مفتاح الصلاة
الطهور، وتحريمها التكبير، وتحليلها
التسليم (رواه
الدارم
Artinya:
Dari Ali RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, kunci shalat bersuci,
pembukaannya membaca takbir dan penutupannya adalah membaca salam.
(H.R. Ad-Darimi).[1]
Takbiratul ihram ini hanya dapat dilakukan dengan membaca lafadz
Allahu Akbar.
3. Berdiri Pada Saat Mengerjakan Shalat
Fardhu.
Hukum berdiri ketika mengerjakan shalat fardhu adalah
wajib. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW:
عن
عمران بن حسين قال:
كانت بي بواسير،
فسألت النبي صلى الله عليه وسلم عن الصلاة؟
فقال: صل
قائما، فإن لم تستطع فقاعدا، فإن لم تستطع
فعلى جنب (رواه
البخاري
Artinya:
Dari Imran bin Husain RA berkata, aku menderita penyakit ambien,
lalu aku bertanya kepada Nabi SAW mengenai cara mengerjakan shalat
yang harus aku lakukan, Nabi SAW bersabda, “Shalatlah dalam keadaan
berdiri, jika engkau tidak mampu, maka laksanakan dalam keadaan
duduk, jika engkau tidak mampu melakukannya, maka kerjakanlah dalam
keadaan berbaring”. (H.R. Bukhari).[2]
4. Membaca al-Fatihah.
Ada beberapa hadits shahih
yang menyatakan kewajiban membaca surat al-Fatihah pada setiap
rakaat, baik pada saat mengerjakan shalat fardhu maupun shalat
sunnah. Diantaranya:
عن
عبادة بن الصامت يبلغ به النبي صلى الله
عليه وسلم لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة
الكتاب (رواه
مسلم
Artinya:
Dari Ubadah bin Shamit RA, Nabi SAW bersabda, “Tidak sah shalat
seseorang yang tidak membaca surah Fatihatul-Kitab”. (H.R.
Muslim).[3]
Dalam Mazhab Syafi`i, basmallah
merupakan satu ayat dari pada surah al-Fatihah, maka membaca
bismillah hukumnya adalah wajib.
5. Ruku’.
Kefardhuanya telah diakui secara ijma`, berdasarkan firman Allah
SWT:
يَأَيُّهَاالَّذِيْنَ
أمَنُوااَرْكَعُواوَاسْجُدُواوَاعْبُدُوارَبَّكُمْ
وافْعَلُواالخَيْرَلَعَلَّكُمْ
تُفْلِحُوْنَ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu,
sembahlah tuhanmu dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat
kemenangan. (al-Hajj: 77).
Ruku’ dikatakan sempurna, jika
dilakukan dengan cara membungkukkan tubuh, dimana kedua tangan dapat
mencapai dan memegang kedua lutut.
6. Bangkit dari ruku’
dan berdiri lurus (i’tidal) disertai thuma’ninah.
7.
Sujud.
Anggota-anggota sujud adalah kening, hidung, kedua
telapak tangan, kedua lutut dan kedua telapak kaki.
8. Duduk
yang terakhir sambil membaca tasyahhud.
9. Memberi
salam.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa memberi salam yang
pertama adalah wajib, sedangkan salam yang kedua hukumnya adalah
sunnah. Ibnu Munzir mengatakan para ulama berijma’ bahwa seseorang
dibolehkan mengucapkan satu kali salam saja ketika dalam
shalatnya.[4]
Para ulama mazhab yang empat berbeda pendapat dalam menetapkan rukun
shalat. Bahkan golongan Hanafiah
membedakan lagi antara rukun dan wajib shalat, rukun shalat menurut
mereka hanya enam, yaitu:
1. Takbirat al-ihram.
2. Berdiri.
3.
Membaca al-Qur`an.
4. Ruku’.
5. Sujud.
6. Duduk terakhir
sekedar membaca tasyahud.[5]
Sedangkan wajib shalat adalah:
1. Iftitah (membuka) shalat
dengan lafaz “Allahu Akbar”.
2. Membaca al-Fatihah.
3.
Membaca surat al-Qur`an sesudah al-Fatihah.
4. Membaca surat pada
dua raka’at yang pertama dalam shalat fardhu.
5. Mendahulukan
al-Fatihah dari pada membaca surat.
6. Menempelkan hidung dan
kening bersamaan pada waktu sujud.
7. Memelihara tertib dalam
perbuatan yang dilakukan berulang-ulang.
8. Tuma’ninah (diam
sejenak) dalam melaksanakan rukun.
9. Duduk yang pertama pada
raka’at kedua dalam shalat yang tiga atau empat raka’at.
10.
Membaca tasyahud pada duduk yang pertama.
11. embaca tasyahud pada
duduk yang terakhir.
12. Berdiri untuk raka’at yang ketiga
dengan tidak melambatkan sesudah selesai tasyahud pertama.
13.
Mengucapkan salam dua kali (ke kanan dan ke kiri) setelah selesai
shalat dengan kalimat al-Salam saja (tidak ‘alaikum).
14.
Menjaharkan bacaan bagi imam pada shalat Shubuh dan pada dua raka’at
pertama Magrib dan Isya.
15. Mensirrkan bacaan bagi imam dan
shalat sendirian pada shalat Dhuhur dan Ashar.
16. Takbir pada
shalat ‘ied (hari raya).
17. Qunut pada shalat witir.
18.
Diam (mendengarkan baik-baik) serta mengikuti imam pada shalat
berjama`ah.[6]
Menurut golongan Malikiyah rukun
shalat tiga belas macam, yaitu:
1. Niat.
2. Takbirat
al-ihram.
3. Berdiri waktu takbiratul al-ihram pada shalat
fardhu.
4. Membaca al-Fatihah dalam shalat berjama`ah dan shalat
sendirian.
5. Berdiri waktu membaca al-Fatihah.
6. Ruku’.
7.
Bangkit dari ruku’.
8. Sujud.
9. Duduk antara dua
sujud.
10.Mengucapkan salam.
11.Duduk di waktu mengucapkan
salam.
12.Tuma’ninah pada seluruh rukun.
13.I’tidal sesudah
ruku’ dan sujud.[7]
Menurut golongan Syafi`iyah
rukun shalat tiga belas macam, yaitu:
1. Niat.
2. Takbirat
al-Ihram.
3. Berdiri pada shalat fardhu bagi yang sanggup.
4.
Membaca al-Fatihah bagi setiap orang yang shalat kecuali ada uzur
seperti terlambat mengikuti imam (masbuq).
5. Ruku’.
6. Sujud
dua kali setiap raka’at.
7. Duduk antara dua sujud.
8.
Membaca tasyahud akhir.
9. Duduk pada tasyahud akhir.
10.Shalawat
kepada Nabi SAW setelah tasyahud akhir.
11.Duduk diwaktu membaca
shalawat.
12.Mengucapkan salam.
13.Tertib.[8]
Menurut
golongan Hanabilah rukun shalat ada
empat belas macam, yaitu:
1. Takbirat al-ihram.
2. Berdiri pada
shalat fardhu bagi yang sanggup.
3. Membaca al-Fatihah pada setiap
raka’at dalam shalat berjama`ah dan shalat sendirian.
4.
Ruku’.
5. I’tidal (bangkit) dari ruku’.
6. Sujud.
7.
I’tidal (bangkit) dari sujud.
8. Duduk antara dua sujud.
9.
Tuma’ninah pada ruku’ dan sesudahnya serta sujud dan
sesudahnya.
10.Membaca tasyahud akhir.
11.Shalawat kepada Nabi
SAW sesudah tasyahud akhir.
12.Mengucapkan salam dua
kali.
13.Duduk di waktu membaca shalawat.
14.Salam dan tertib
rukun.[9]
Dari
pendapat Imam Mazhab Yang Empat di atas
dapat dilihat bahwa ada beberapa hal yang mereka sepakati wajib
dikerjakan dalam shalat, yaitu:
1. Takbiratul ihram.
2.
Berdiri.
3. Membaca al-Fatihah.
4. Ruku’.
5. Sujud.
6.
Membaca salam.
7. Tertib.
[1]Ad- Darimi, Sunan
Ad- Darimi, Tahqiq Fatwa: Ahmad
Damrali dan Khalid, (Kairo: Dar Ar- Rayyan, 1998), hal. 186.
[2]Imam
Az- Zabidi, Ringkasan Shahih Bukhari,
Penerjemah: Cecep Syamsul Hari dan Tholib Anis, (Selangor: Cresent
News, 2004), hal. 237
[3]Al¬¬¬-Imam
Muslim, Shahih Muslim…,
hal. 196.
[1]Sayyid Sabiq, Fiqh
Sunnah, Penerjemah: Nor Hasanuddin,
(Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006), hal. 186-198.
[2]A.
Rahman Ritonga dan Zainuddin, Fiqh
Ibadah..., hal. 102.
[3]Ibid,
hal. 103
[1]Ibid, hal. 103.
[2]Ibid,
hal. 104
[3]Ibid, hal. 105
Tidak ada komentar:
Posting Komentar